A. Perubahan Keseimbangan Lingkungan
Kehidupan yang ada di muka bumi ini sebenarnya merupakan
satu sistem ekologis. Sebagai suatu sistem, semua komponen
penyusunnya seperti manusia, hewan, tumbuhan dan lingkungan akan
saling memengaruhi komponen yang lainnya. Yang dimaksud sistem
ekologis adalah berfungsinya perpindahan energi dan daur
biogeokimia pada suatu ekosistem. Berpindahnya energi disertai
dengan perpindahan zat dari air, tanah, dan udara ke organisme, lalu
kembali ke air, tanah dan udara lagi. Lingkungan yang dapat menjamin
kelangsungan sistem ekologi tersebut dinamakan lingkungan yang
seimbang. Keseimbangan lingkungan yang dimaksud dapat terjadi
jika faktor biotik dalam rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan
piramida makanan berada dalam komposisi seimbang. Kondisi
lingkungan semacam itu yang akan menjamin terbentuknya
ekosistem yang sehat.
Keseimbangan ekosistem tidaklah statis, artinya
komponen penyusun ekosistem dapat mengalami kenaikan
maupun penurunan jumlah populasi, namun dalam komposisi
yang proporsional. Ekosistem seimbang didukung oleh banyak
alternatif lintasan yang dapat dilalui zat untuk terjadinya daur
materi dan perpindahan energi. Semakin banyak variasi jenis
tumbuhan, herbivora, karnivora dan mikroba maka semakin
banyak lintasan zat. Hal tersebut menyebabkan ekosistem
tersebut semakin mantap keseim-bangannya. Jika satu jenis
tumbuhan berkurang, masih tersedia jenis tumbuhan lain
sebagai produsen yang menjadi sumber makanan bagi
herbivora. Demikian pula, bila hewan herbivora tertentu
jumlahnya berkurang masih ada jenis herbivora lainnya yang
dapat dimakan oleh hewan karnivora. Seterusnya, bila ada jenis
karnivora tertentu yang punah masih ada karnivora lain yang
meneruskan perpindahan energi dan zat dalam komunitas
tersebut. Sebaliknya, bila komunitas hanya beberapa jenis
organisme yang terbatas akan menjadi kurang stabil. Bila ada
satu atau dua jenis organisme mengalami kepunahan tidak akan
ada alternatif jalur yang dapat dilalui oleh zat dan energi, sehingga
bila ada perubahan lingkungan maka akan ada yang mengalami
kepunahan atau bahkan ada pertumbuhan populasi (booming
populasi) yang tidak seimbang. Keseimbangan lingkungan akan
stabil dan akan tetap terjaga apabila jumlah individu produsen
lebih besar daripada jumlah konsumen I, demikian juga jumlah
konsumen I harus lebih besar dari jumlah konsumen II, dan
seterusnya jumlah konsumen II harus lebih besar dari jumlah
konsumen III. Apabila faktor biotik dan abiotik mangalami
perubahan maka keseimbangan lingkungan menjadi terganggu,
misalnya akibat penggundulan hutan, bencana alam adan
perburuan liar.
Kemampuan lingkungan untuk memperbaiki kembali
komponen yang berkurang dikenal dengan istilah kelentingan
lingkungan. Kondisi lingkungan yang dapat memberikan kehidupan
bagi organisme yang menempatinya disebut daya dukung
lingkungan. Pada ekosistem yang seimbang semua populasi secara
alamiah dibatasi oleh populasi organisme lain, sehingga tidak ada
populasi yang tumbuh tanpa batas dan mendominasi yang lain. Setiap
populasi pada ekosistem yang seimbang memiliki kondisi maksimum
dan minimum yang selalu berkaitan dengan populasi lainnya. Pada
kondisi seimbang ekosistem kaya akan variasi komponen biotik
dan abiotik yang memungkinkan perpindahan energi dan daur zat
berlangsung secara lancar. Maka bila ada perubahan apapun, dengansendirinya akan membentuk keseimbangan baru secara proporsional
sesuai dengan perubahan itu. Hal itu dapat terjadi selama perubahan
itu masih berada di dalam daya dukung dan daya lentingnya. Namun,
bila perubahan ekosistem menyebabkan suatu komponen tidak
berfungsi maka aliran energi dan daur materi akan terganggu, yang
pada akhirnya akan memengaruhi semua komponen ekosistem
lainnya.
B. Faktor-Faktor Penyebab Gangguan
Keseimbangan Lingkungan
Keseimbangan lingkungan dapat terwujud apabila
adanya keselarasan antara faktor biotik dan abiotik. Jika
terjadi gangguan pada faktor biotik maupun abiotik maka
keseimbangan lingkungan dapat terganggu.
Pernahkah kalian membaca di media massa tentang
sering terjadinya banjir bandang terutama di daerah yang
digunakan sebagai kantong-kantong transmigrasi?
Mengapa hal ini terjadi?
Banjir umumnya disebabkan manusia yang senantiasa
membuka lahan baru dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik
untuk permukiman maupun sebagai lahan pertanian, atau lahan
pabrik. Hal ini disebabkan pula oleh jumlah penduduk yang terus
bertambah, sdangkan lahan yang ada sebagai wadah aktivitas tetap
jumlahnya. Fenomena lain yang tak kalah mengherankan, di lereng
gunung banyak berdiri bungalo yang praktis menyebabkan daya
dukung lahan sebagai penahan air di lereng gunung hilang, ditambah
dengan membuka lahan baru yang menyebabkan banyak tanaman
yang hilang. Jika air hujan datang tanpa didukung oleh tanamansebagai penyeimbang lingkungan, Apa akibatnya? Apakah akan
terulang kejadian-kejadian longsor, banjir bandang, dan fenomena
kerusakan alam lainnya?
Dengan berbagai gambaran di atas, banjir ataupun bencana
alam lainnya terjadi sebagai akibat dari terganggunya keseimbangan
alam.
Gangguan keseimbangan alam dapat dibedakan menjadi dua.
1. Faktor alami
Faktor alami yang menyebabkan
perubahan keseimbangan komponen biotik
dan abiotik, diantaranya letusan gunung berapi,
banjir, tanah longsor, rusaknya pantai,
hilangnya terumbu karang dan tumbuhan alga,
kebakaran hutan, badai, bahkan tsunami dapat
menyebabkan terputusnya rantai makanan,
yang menunjukkan bahwa keseimbangan
lingkungan sudah terganggu.
2. Faktor manusia
Dibanding komponen biotik lainnya,
manusia merupakan komponen biotik yang
mempunyai pengaruh ekologi terkuat di
biosfer bumi ini. Dengan kemampuannya
untuk mengembangkan ilmu dan teknologi,
manusia mempunyai pengaruh yang sangat
besar baik pengaruh yang memusnahkan
ekosistem maupun yang meningkatkan
ekosistem. Dalam upaya memenuhi
kebutuhan hidupnya manusia mampu
mengubah lingkungan sesuai dengan yang
diinginkan, misalnya dengan cara
mengeksploitasi sumber daya alam (SDA)
tanpa memikirkan dampaknya. Pembabatan dan pembakaran hutan
menyebabkan dampak yang sangat luas yang berakibat hilangnya
humus tanah, ketandusan tanah, berkurangnya sumber air, dan
rusaknya tatanan ekosistem. Rusaknya tatanan ekosistem akan
berakibat migrasi hewan-hewan buas dari hutan ke desa-desa untuk
memangsa hewan ternak bahkan manusia. Gajah, babi hutan, dan
hewan herbivora lainnya tidak akan dapat mempertahankan hidup
di hutan yang rusak hewan-hewan tersebut bermigrasi keperkampungan penduduk dengan merusak tanaman budidaya
manusia. Contoh lainnya dari aktivitas manusia yang menyebabkan
perubahan keseimbangan lingkungan adalah pencemaran sampah
organik, penebangan hutan, penggunaan pestisida berlebihan,
pembangunan permukiman, dan limbah industri.
C. Pencemaran Lingkungan
Berdasarkan penjelasan sebelumnya peningkatan
eksploitasi terhadap sumber daya alam (SDA) akan menyebabkan
peningkatan kerusakan ekosistem, sebagai contoh
timbulnya zat sampah yang mengakibatkan terjadinya
pencemaran.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pencemaran
adalah:
1. pertambahan penduduk yang tak terkendali (over population);
2. pesatnya perkembangan dan penyebaran teknologi;
3. adanya polutan dalam jumlah besar dan alam tidak bisa lagi
menetralisir.
Kapan suatu zat dapat dikatakan sebagai polutan? Apabila:
4. kadarnya melebihi batas kadar normal atau ambang batas;
5. berada pada waktu yang tidak tepat;
6 berada pada tempat yang tidak semestinya.Bagaimana sifat-sifat polutan?
1. Merusak untuk sementara dan setelah bereaksi
dengan lingkungan, zatnya tidak merusak lagi.
2. Merusak setelah jangka waktu tertentu, misalnya DDT
dan Pb.
Dalam kadar yang rendah, DDT dan Pb tidak
mematikan manusia. Namun, apabila zat ini tertimbun
dalam lemak dengan jumlah yang melebihi batas normal
akan menimbulkan kerusakan jaringan.
Pencemaran lingkungan dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis.
1. Pencemaran air dan tanah
Pencemaran air terjadi karena masuknya zat-zat yang
mengakibatkan kualitas air terganggu. Hal ini dapat terjadi
pada sumber mata air, sungai, waduk, dan air laut.
Pencemaran tanah terjadi akibat masuknya zat atau
komponen lain ke dalam areal tanah.
Menurut jenisnya bahan pencemar air dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
a. Pencemaran biologi
Pencemar biologi dalam perairan antara lain:
1) Escherichia coli
2) Entamoeba coli
3) Salmonella typhi
4) Tumbuhan Pengganggu (Gulma)
5) Tumbuhan Eceng Gondok (Eichornia crassipes)
6) Tumbuhan Paku Sampan (Salvinia natans)
b. Pencemaran kimia
Pencemar kimia dalam perairan antara lain sebagai
berikut.
1) Zat-zat kimia
Misalnya pestisida, limbah industri,
buatan, dan deterjen yang kesemuanya dapat
berakibat buruk terhadap pertumbuhan organisme di
perairan.
2) Limbah industri
Yang berupa zat-zat radioaktif dan logam-logam berat,
seperti Cu, Hg (air raksa/merkuri), Pb (timah hitam), seng
(Zn), Arsen (As), Kadmium (Cd), Kromium (Cr), dan Nikel.
BERSAMBUNG
SAMPAI DISINI DULU...